Minggu, 23 November 2008

InaGuRasi FisiP UnDiP

Diposting oleh Ira Fisela Dewanti di 23.56 6 komentar

Pengalaman pertamaku terjun langsung dalam event besar. Acara inagurasi fisip Undip. Slogannya ‘Light’s Up your souL’. Ada 3 rangkaian acara : nonton film indie bareng Wulan Guritno; Jumpa fans dan konser Andra and the backbone ama The Changcuters.

Acara yang berlangsung sehari itu, cukup bikin aku ama temen-temen BEM Fisip undip capek luar biasa, nggak maem siang dan nggak mandi sore (kecuali aku, hheehe..).
Acara pertama yang digelar itu LA Light indie movie alias nonton bareng film indie. Ada 8 film yang kita tonton. Antara lain film Bulan luka dan senja, Anak Porong, Seratus Kata, Merah Putih, Bidan Lelaki (directed by Wulan Guritno), Real Love (directed
by Olga Lidya), Cahaya Gelap (directed by Indra Birowo), dan Mengejar Untung (directed by Ringgo).
Dari 8 film, yang paling menarik perhatianku itu filmnya Ringgo yang judulnya Mengejar Untung. Berkisah tentang kebodohan bapak yang kocak dan anaknya yang gemar memakan logam (cincin dan uang receh). Bapak tersebut berharap uang yang ditelan anaknya menjadi berlipat saat dikeluarkan. Film itu cukup membuatku tertawa dengan akting pemain yang natural, setting di daerah kumuh dan apa adanya. Salut buat Ringgo yang ternyata nggak cuma jago akting tapi juga bikin film. Setelah nonto
n, ada talkshow bareng Wulan Guritno dan Viva westy tentang pembuatan film. Acara berlangsung selama dua jam, dari jam 13.00 sampai 15.00. Sedangkan jumpa fans Andra dan Changcut sekitar jam 15.30.

Konser Andra dan The Changcuters
Malamnya, acara yang ditunggu-tunggu ribuan penonton. Apalagi kalo bukan konser Andra and the banckbone dan The Changcuters. 1500 tiket ludes habis terjual. Penonton yang nggak kebagian tiket cuma bisa liat Andra dan Changcut lewat screen di luar audit. Acaranya berlangsung dari jam 8 sampai setengah 11 malem. Alhamdulillah nggak ada kerusuhan. Lucunya malah ada copet yang ketauan dan langsung ditangkep polisi. Baguss..
Acara konser itu, aku dipilih jadi Portir alias tukang nyobekin tiket. Pintu masuknya lain dari yang lain, kenapa? Ada 2 pintu, pintu cewek dan cowok dipisah. Aku kebagian jaga di pintu cewek. Lumayan terkendali lah. Tapi yang bikin aku sebel, ada banyak cowok yang ngaku polisi beserta para ceweknya yang kinclong-kinclong nekat masuk tanpa tiket! Pas aku mau interogasi mereka, eh polisi yang bantuin jaga malah dengan santainya mempersilahkan mereka masuk lagi. Gimana nggak gonduk. Ada salah satu temenku yang lapor kejadian itu, kepala polisi malah menyanggah dengan alasan kerabat dekat dan nggak mungkin berbuat rusuh. Kalo gitu sekalian aja polisi masuk semua, biar orang didalam audit kehabisan oksigen dan klepek satu per satu. Kejadian kayak gini bikin aku iLfeel ma polisi (sorry klo ada yang tersinggung), terutama yang jaga keamanan di konser. Nggak teges ama temen atau kerabatnya. Pertanyaanya gimana kalo orang dekat mereka berbuat salah, apa tetap diadili? Teorinya sih iya, prakteknya? Tanda tanya besar?!.

Masalah itu biarin lah, toh udah terjadi. Yang terpenting acaranya sukses.
Congratulations buat BEM FisiP UndiP.....
Thanks juga buat Changcut rangers ama Andra and the backboners yang udah tertib nonton konser.


Rabu, 19 November 2008

Ketemu Nicholas Saputra

Diposting oleh Ira Fisela Dewanti di 17.56 6 komentar


Dari sekian banyak artis, aku paling suka ama Nicholas Saputra. Kenapa? Selain cakep, Nico juga punya inner’handsome’. Ahahahaa...
Aku suka cara dia ngomong, pemikirannya, akting dalam filmnya (Ada Apa dengan Cinta?, Biola Tak Berdawai, Janji Joni, GIE) dan jauh dari gosip. Nico sama sekali nggak pernah share ke publik tentang orang yang lagi deket ama dia atau pacarnya sekalipun. Menurutku itu ngebuktiin kalo Nico artis yang eksklusif. Bagiku dia sosok yang sempurna. Ibaratnya kalo orang lagi jatuh cinta, apapun tentang yang dicintai seolah nggak ada cacatnya deh.
Saking terinspirasi Nicholas Saputra, aku pengen banget nemuin sosok cowok dalam kehidupanku yang mirip Nico. Yup, ternyata ketemu. Nggak hanya tampangnya, tapi cara ngomong dan tingkahnya mirip Nico. Lucunya temen-temenku juga ngakuin kalo dia emang mirip Nico. Jadi lengkap sudah, biar ga ketauan kusebut dia ‘Nico wannabe’. Aku nggak mau nyebutin si cowok siapa, tapi yang jelas aku ama dia selalu satu sekolah dari TK sampai kuliah. Dan itu nggak disengaja. Selera kita sama kali ya. Hehehe... This story, just for fun, but it’s real of my life.

Saat aku SMP, pengen banget ketemu Nicholas Saputra yang lagi syuting di kota lama Semarang. Tapi nggak memungkinkan cuz masih jam sekolah. Keinginan buat ketemu Nico, kukubur dalam-dalam (cie..lebay ah!!). Sampai akhirnya keinginan itu terwujud saat aku menjadi mahasiswa. Bayangin, 7 tahun baru terwujud!

Berawal dari ngeliat baliho deket Undip, tentang acara “Black innovation Award” yang datengin Nicholas Saputra. 18 November jam 10.00. Tapi kok tempatnya nggak jelas dimana, disitu cuma ditulis di Undip. Nah, Undip Tembalang atau Pleburan?? Pertanyaan itu baru kejawab pas hari H, setelah diberitau temenku yang udah nyampe TKP. Ternyata tempatnya di GSG (Gedung Serba Guna) Undip Tembalang. Jam 10 itu aku masih di undip pleburan. Nggak pikir panjang, langsung aku meluncur ke Tembalang. Padahal jam 2 aku ada kuliah lagi. Bolak balik nggak masalah, yang penting ketemu Nicholas Saputra. Biar semangat, ceritanya nih soundtrack yang diputer Laskar Pelanginya Nidji,
Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia...Berlarilah tanpa lelah,, sampai engkau meraihnya...”
Sampai di GSG, aku agak deg-degan. Secara mau ketemu Nicholas Saputra, perfect boy in my heart. Hahahaa.. Setelah ngisi daftar hadir, aku masuk ruangan dan duduk di kursi agak tengah. Begitu liat ke panggung, aku ngeliat sosok yang selama ini aku cari. Yahh,, ini nggak mimpi!! Nicholas Saputra bener-bener ada didepan mataku. Pakai kemeja kotak-kotak biru muda, celana jeans, topi item yang makenya dibalik dan jam tangan item. Sumpah, keren banget!! Nggak bosen-bosennya aku ngeliatin dia. Walaupun pas Nico liat ke arah barisanku, aku sok merhatiin materi yang disampeiin penyaji. Untungnya dia nggak liat ke hatiku, kalo liat kan ada banyak bunga disana. Lebay lagi dehh. Hhehee,,
Sekitar satu setengah jam acara talkshow itu. Puas ngeliat gelagat Nico. Dari cara dia ngomong, bisik-bisik ama narasumber lain, jawab pertanyaan sampai maem roti yang agak celemotan. Lucu banget.
Satu hal yang aku inget, Nico bilang “Kita semua itu beda, jadi jangan takut untuk berbuat sesuatu agar kita menjadi lebih kreatif.”

Setelah talkshow selesai, langsung aku minta Nico buat foto bareng.
Sela : “Kak Nico, boleh foto bareng nggak?”
Nico :”Boleh-boleh, tapi sebentar aja ya, soalnya abis ini ada acara.”

Sela : iya, bentar aja kok”
Sela pose disamping Nico,, dan jeprettt....
Sela : “Makasih...”
Nico :”Iya, sama-sama..”
Tapi setelah aku keluar gedung, aku agak iLfeel (ilang feeling) ama Nico. Why? Ternyata Nico perokok. Padahal aku paling nggak suka cowok yang ngerokok. Yah emang sih ngerokok ato nggak itu hak tiap orang. Hidup itu pilihan.

Setelah kejadian itu, aku sadar kalo nggak ada cowok yang sempurna.




 

Fisela Dewanti Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review